Sistem Keamanan Jaringan
Sistem Keamanan
Jaringan
Keamanan jaringan komputer sebagai bagian dari sebuah sistem
informasi adalah sangat penting untuk menjaga validitas dan integritas data
serta menjamin keterrsediaan layanan begi penggunanya. Sistem harus dilindungi
dari segala macam serangan dan usaha-usaha penyusupan atau pemindaian oleh
pihak yang tidak berhak.
Komputer yang terhubung ke jaringan mengalami ancaman keamanan
yang lebih besar daripada host yang tidak terhubung kemana-mana. Dengan
mengendalikan network security, resiko tersebut dapat dikurangi. Namun network
security biasanya bertentangan dengan network acces, karena bila network acces
semakin mudah, network security makin rawan. Bila network security makin baik,
network acces semakin tidak nyaman. Suatu jaringan didesain sebagai komunikasi
data highway dengan tujuan meningkatkan akses ke sistem komputer, sementara
keamanan didesain untuk mengontrol akses. Penyediaan network security adalah
sebagai aksi penyeimbang antara open acces dengan security.
Prinsip Keamanan Jaringan
Prinsip keamanan jaringan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Kerahasiaan
Kerahasiaan berhubungan
dengan hak akses untuk membaca data atau informasi dan suatu sistem computer.
Dalam hal ini suatu sistem komputer dapat dikatakan aman jika suatu data atau
informasi hanya dapat dibaca oleh pihak yang telah diberi hak atau wewenang
secara legal.
b. Integritas (integrity)
Integrity berhubungan
dengan hak akses untuk mengubah data atau informasi dari suatu sistem computer.
Dalam hal ini suatu sistem komputer dapat dikatakan aman jika suatu data atau
informasi hanya dapat diubah oleh pihak yang telah diberi hak.
c. Ketersediaan (availability)
Availability berhubungan
dengan ketersediaan data atau informasi pada saat yang dibutuhkan. Dalam hal
ini suatu sistem komputer dapat dikatakan aman jika suatu data atau informasi
yang terdapat pada sistem komputer dapat diakses dan dimanfaatkan oleh pihak
yang berhak.
d. Authentication
Aspek ini berhubungan
dengan metoda untuk menyatakan bahwa informasi betul-betul asli, orang yang
mengakses atau memberikan informasi adalah betul-betul orang yang dimaksud,
atau server yang kita hubungi adalah betul-betul server yang asli.
Untuk membuktikan keaslian
dokumen dapat dilakukan dengan teknologi watermarking dan digital signature.
Sedangkan untuk menguji keaslian orang atau server yang dimaksud bisa dilakukan
dengan menggunakan password, biometric (ciri-ciri khas orang), dan sejenisnya.
e. Akses Kontrol
Aspek kontrol merupakan
fitur-fitur keamanan yang mengontrol bagaimana user dan sistem berkomunikasi
dan berinteraksi dengan system dan sumberdaya yang lainnya. Akses kontrol
melindungi sistem dan sumberdaya dari akses yang tidak berhak dan umumnya
menentukan tingkat otorisasi setelah prosedur otentikasi berhasil dilengkapi.
Kontrol akses adalah
sebuah term luas yang mencakup beberapa tipe mekanisme berbeda yang menjalankan
fitur kontrol akses pada sistem komputer, jaringan, dan informasi. Kontrol
akses sangatlah penting karena menjadi satu dari garis pertahanan pertama yang
digunakan untuk menghadang akses yang tidak berhak ke dalam sistem dan
sumberdaya jaringan.
f. Non-Repudiation
Aspek ini menjaga agar
seseorang tidak dapat menyangkal telah melakukan sebuah transaksi. Penggunaan
digital signature, certificates, dan teknologi kriptografi secara umum dapat
menjaga aspek ini. Akan tetapi hal ini masih harus didukung oleh hukum sehingga
status dari digital signature itu jelas legal.
Jenis Serangan Terhadap Keamanan
Jaringan
Pada dasarnya, menurut jenisnya, serangan terhadap suatu data
dalam suatu jaringan dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu:
1. Serangan Pasif
Merupakan serangan pada
sistem autentikasi yang tidak menyisipkan data pada aliran data, tetapi hanya
mengamati atau memonitor pengiriman informasi ke tujuan. Informasi ini dapat
digunakan di lain waktu oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Serangan pasif
yang mengambil suatu unit data kemudian menggunakannya untuk memasuki sesi
autentikassi dengan berpura-pura menjadi user yangg autentik / asli disebut
dengan replay attack. Beberapa informasi autentikasi seperti password atau data
biometric yang dikirim melalui transmisi elektronik dapat direkam dan kemudian
digunakan untuk memalsukann data yang sebenarnya. Serangan pasif inni sulit
dideteksi kareena penyerang tidak melakukan perubahan data. Oleh sebab itu
untuk mengatasi serangan pasif ini lebih ditekankan pada pencegahan daripada
pendeteksiannya.
2. Serangan Aktif
Merupakan serangan yang
mencoba memodifikasi data, mencoba mendapatkan autentikasi, atau mendapatkan
autentikasi dengan mengirimkan paket-paket data yang salah ke dalam data stream
atau dengan memodifikassi paket-paket yang melewati data stream. Kebalikan dari
serangan pasif, serangan aktif sulit untuk dicegah karena untuk melakukannya dibutuhkan
perlindungan fisik untuk semua fasilitass komunikassi dan jalur-jalurnya setiap
saat. Yang dapat dilakukan adalah mendeteksi dan memulihkan keadaan yang
disebabkan oleh serangan ini.
Bentuk-bentuk Ancaman
1. Memaksa masuk dan kamus password
Jenis ancaman keamanan
jaringan ini lebih umum disebut sebagai Brute Force and Dictionary, serangan
ini adalah upaya masuk ke dalam jaringan dengan menyerang database password
atau menyerang login prompt yang sedang active. Serangan masuk paksa ini adalah
suatu upaya untuk menemukan password dari account user dengan cara yang
sistematis mencoba berbagai kombinasi angka, huruf, atau symbol. Sementara
serangan dengan menggunakan metoda kamus password adalah upaya menemukan
password dengan mencoba berbagai kemungkinan password yang biasa dipakai user
secara umum dengan menggunakan daftar atau kamus password yang sudah
di-definisikan sebelumnya.
Untuk mengatasi serangan
keamanan jaringan dari jenis ini anda seharusnya mempunyai suatu policy tentang
pemakaian password yang kuat diantaranya untuk tidak memakai password yang
dekat dengan kita missal nama, nama anak, tanggal lahir dan sebagainya. Semakin
panjang suatu password dan kombinasinya semakin sulit untuk diketemukan. Akan
tetapi dengan waktu yang cukup, semua password dapat diketemukan dengan metoda
brute force ini.
2. Denial of Services (DoS)
Denial of Services (DoS)
ini adalah salah satu ancaman keamanan jaringan yang membuat suatu layanan
jaringan jadi mampet, serangan yang membuat jaringan tidak bisa diakses atau
serangan yang membuat system anda tidak bisa memproses atau merespon terhadap
traffic yang legitimasi atau permintaan layanan terhadap object dan resource
jaringan. Bentuk umum dari serangan Denial of Services ini adalah dengan cara mengirim
paket data dalam jumlah yang sangat bersar terhadap suatu server dimana server
tersebut tidak bisa memproses semuanya. Tidak semua Denial of Services ini
adalah merupakan akibat dari serangan keamanan jaringan. Error dalam coding
suatu program bisa saja mengakibatkan kondisi yang disebut DoS ini.
3. Spoofing
Spoofing adalah seni untuk
menjelma menjadi sesuatu yang lain. Spoofing attack terdiri dari IP address dan
node source atau tujuan yang asli atau yang valid diganti dengan IP address
atau node source atau tujuan yang lain.
4. Serangan Man-in-the-middle
Serangan keamanan jaringan
Man-in-the-middle (serangan pembajakan) terjadi saat user perusak dapat
memposisikan diantara dua titik link komunikasi.
* Dengan jalan mengkopy
atau menyusup traffic antara dua party, hal ini pada dasarnya merupakan
serangan penyusup.
* Para penyerang
memposisikan dirinya dalam garis komunikasi dimana dia bertindak sebagai proxy
atau mekanisme store-and-forwad (simpan dan lepaskan).
Para penyerang ini tidak
tampak pada kedua sisi link komunikasi ini dan bisa mengubah isi dan arah
traffic. Dengan cara ini para penyerang bisa menangkap logon credensial atau
data sensitive ataupun mampu mengubah isi pesan dari kedua titik komunikasi
ini.
5. Spamming
Spam yang umum dijabarkan
sebagai email yang tak diundang ini, newsgroup, atau pesan diskusi forum. Spam
bisa merupakan iklan dari vendor atau bisa berisi kuda Trojan. Spam pada
umumnya bukan merupakan serangan keamanan jaringan akan tetapi hampir mirip
DoS.
6. Sniffer
Suatu serangan keamanan
jaringan dalam bentuk Sniffer (atau dikenal sebagai snooping attack) merupakan
kegiatan user perusak yang ingin mendapatkan informasi tentang jaringan atau
traffic lewat jaringan tersebut. suatu Sniffer sering merupakan program penangkap
paket yang bisa menduplikasikan isi paket yang lewat media jaringan kedalam
file. Serangan Sniffer sering difokuskan pada koneksi awal antara client dan
server untuk mendapatkan logon credensial, kunci rahasia, password dan lainnya.
7. Crackers
Ancaman keamanan jaringan
Crackers adalah user perusak yang bermaksud menyerang suatu system atau
seseorang. Cracker bisasanya termotivasi oleh ego, power, atau ingin
mendapatkan pengakuan. Akibat dari kegiatan hacker bisa berupa pencurian (data,
ide, dll), disable system, kompromi keamanan, opini negative public, kehilangan
pasar saham, mengurangi keuntungan, dan kehilangan produktifitas.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda